Rss Feed


  1.                 Injil hari ini menampilkan sosok kewibawaan dan kebijaksanaan dari Yesus ketika berhadapan dengan manusia Farisi dan ahli taurat dan si perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Kewibawaan dan kebijaksanaan Yesus ada pada “diam-Nya” dan “jawaban-Nya”
    • Diam-Nya Yesus

                    Ketika orang membawa si wanita yang kedapatan berbuat zinah dan melaporkan tentang kejadian tersebut sambil meminta jawaban Yesus, Ia diam saja. Mereka mendesaknya dengan berargumen soal perintah Musa yang mengharuskan supaya menghukum mati orang yang kedapatan berbuat zinah dengan cara harus dilempari dengan batu. Yesus tetap diam saja, sambil membungkuk dan menulis dengan jari-Nya di tanah. Apa makna di balik “diamnya” Yesus.

    1.       Supaya orang pun turut diam sambil melihat diri.

    Hanya dalam diam orang bisa masuk ke dalam diri untuk kenal diri, sadar diri dan tahu diri. Siapa dirinya yang sesungguhnya. Apakah saya lebih baik/ buruk  dari orang lain? apakah saya lebih suci dan hina dari orang lain?

    2.       Dalam di Yesus pun bermenung:  sampai kapan manusia terus saling menuduh dan  mempersalahkan?

    Apakah saling tuduh menuduh, salah mempersalahkan  adalah satu keharusan bagi manusia? Bagi Yesus yang berhak untuk mengadili dan menghukum adalah Allah sendiri. Dialah Hakim adil. Sehingga sangatlah rendah manusia di hadapan-Nya kalau sebagai sesama pendosa kita berlomba-lomba untuk saling menghakimi, saling menuduh dan mempersalahkan

    • Jawaban jitu dari Yesus

    “ barangsiapa diantara kamu tidak berdosa hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan ini” . inilah jawaban yang sungguh bijaksana dari Yesus. Ia tidak cepat termakan laporan sepihak dan mempersalahkan pihak lain. jawaban jitu Yesus ini mempunyai makna penyadaran yang sangat mendalam:

    1. Membuat mereka yang merasa diri benar, suci dan saleh langsung sadar diri bahwa mereka juga berdosa yang tidak layak untuk menuduh dan menghukum sesama pendosa 
    2. Membawa perubahan pola pikir dan gaya hidup dari si perempuan  yang berdosa. Jika berdosa maka siap untuk tanggung segala resiko. Maka supaya tidak jatuh dalam  kebinasaan, dia harus bertobat dan berjuang agar tidak melakukan  dosa lagi.

    Sikap diam dan jawaban jitu Yesus ini didasarkan atas Prinsip cinta kasih

    a. Kepada kaum Farisi dan Ahli taurat

    Sekali pun mereka memusuhi Yesus, namun Yesus sendiri tetap menaruh Kasih kepada mereka. Jawaban kasih Yesus menyadarkan mereka untuk lebih semakin jatuh cinta pada kebenaran,  kejujuran dan keselamatan.  Sebab Yesus menginginkan adanya keselamatan bukan kebinasaan.

    b. Perempuan yang berdosa

                    Sekali pun ia secara hukum dianggap bersalah dan berdosa namun ia tetap berharga di mata Tuhan. “Hai perempuan di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau? Jawab perempuan itu, tidak ada,  Tuhan. Kata Yesus “ Aku pun tidak  menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”. Karena cinta-Nya Tuhan tidak melihat berapa banyak dosa yang dibuatnya, tetapi Tuhan melihat ketulusan hatinya untuk mau kembali (bertobat) guna semakin berharga di mata Tuhan.

    Sampai detik ini, Tuhan masih sangat mengasihi kita. Kehidupan yang  dialami hingga saat ini adalah bukti kebaikan Tuhan kepada kita. Kita telah menerima dan sudah merasakan Kasih Tuhan secara Cuma-Cuma. Maka yang Tuhan minta adalah “balas lah kasih Tuhan kepada sesama dengan tidak saling mempersalahkan, saling memvonis untuk menutup kesalahan diri dan atau membenarkan diri. Sebab sekali pun seseorang itu bersalah, dia juga adalah sesama kita yang patut dikasihi bukan disalahkan dan dihukum. Siapakah  kita sehingga berhak untuk menuduh dan menghukum sesama kita yang bersalah. Suci kah kita darinya. Salehkah kita darinya??   Ukuran cinta kasih yang sejati adalah menaruh cinta kasih tanpa ukuran.


  2. 0 comments:

    Posting Komentar