Kita membuka pekan suci dengan merayakan Minggu Palma (Palm Sunday- Bet Tahan(Tetun)). Minggu Palma merupakan pekan yang dipersembahkan untuk memperingati dan merayakan sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Yesus telah berkeliling, sambil berbuat baik; menjadikan yang lumpuh berjalan, yang buta melihat, yang tuli mendengar, yang dikuasai iblis dibersihkan dan lainnya; kini Ia memasuki Yerusalem untuk merayakan Paskah dan menunjukkan kemuliaan Allah.
Kita berdiri dan akan berarak dengan Palem di tangan dan berseru; “Hosana putera Daud, terberkatilah yang datang dalam nama Tuhan.” Kita mengenangkan peristiwa Yesus masuk ke Yerusalem sebagai raja damai, Penebus dan Juruselamat dunia. Meski pun Yesus disambut dengan sorak-sorai; ia tetap menunjukkan kepada kita jalan kerendahan hati dalam menghadapi kemenangan. Karena kemesiasan Yesus – Mesias yang menderita; disalibkan; wafat dan bangkit pada hari ketiga. Itulah pula mengapa ia memasuki Yerusalem dengan menungang seekor keledai muda, bukan kuda perang. Menunggang keledai syarat makna simbolis; keledai yang taat.
Peristiwa iman hari ini, menyadarkan kita akan beberapa hal;
1. Kita manusia tertambat – terperangkap adalah milik kepunyaan Allah; yang dipakai Allah, bersama dengan Allah untuk masuk dan berjalan di jalan kemenangan. Itulah pesan bagi kita; Tuhan memerlukannya. Yesus menggunakan hidup kita; tangan kaki, mata kita untuk menyebarluaskan kerajaan Allah – Kasih, kebenaran, damai, kesatuan. Tangan yang tidak dipakai untuk mencuri, mulut yang tidak dipakai untuk memaki dan sebagainya.
2. Orang banyak memuji Yesus. Mereka memuji sebagai Mesias mereka, Namun Yesus tahu, bahwa pujian mereka hampa. Dia mendengarkan kata-kata mereka, tetapi mengetahui hati mereka. Hati yang bercabang, lidah yang bercabang dan muka yang bertopeng. Pujian mereka berlebihan; melemparkan pakaian di jalan.
3. Palma adalah
lambang kesuburan lambang kemenangan, yang dipakai untuk menyambut tamu
terhormat. Yesus memang tamu terhormat yang harus selalu kita sambut di dalam
hidup, bukan dengan sambutan palsu – keramahtamaan yang semu tetapi dalam sikap
mendengarkan sabda dan menjalankan perintah Kasih-Nya.🙏 (Rd. Christian Kali, Pr)
0 comments:
Posting Komentar